Selasa, 16 Oktober 2012

PERSIAKAN

Berhempas pulas membanting keringat
bertungkus lumus membakar semangat
bersungguh-sungguh membina harapan
bertekun tekad menawan impian

Dalam kebiasaan kerap terpanggil
membetul batas-batas bengkok
menarah pinggir-pinggir condong
menebas sisa-sisa duka nestapa
menebus masa yang pergi sekian kali
dengan kuntum-kuntum mimpi semalam
lalu menimbus cerita-cerita alfa

Apakah epilog itu  sia-sia
acap kali bermonolog penuh berita
mengimbau hari-hari berlalu terpaku
keras membeku bersama tugu-tugu lena
rimas mendakap dodoian ibu pertiwi yang leka

NUKILAN
MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID

Ahad, 14 Oktober 2012

MENGUMPUL SENYUM

Berbalah hati ini menurut kata-kata itu
ikut atau lupakan saja
biarkan berlalu atau buat saja keranamu
maka aku mengumpul senyum
senyum sendiri tanpa siapa peduli
senyum sendiri sedang hati menyepi

mengukir garis-garis senyum
dari bibir ke pipi
dalam ketidakmahuan aku senyum lagi

Aku membisik hati agar terus senyum
senyum itu penawar hati
senyum itu suka dalam dengki
senyum itu cerita di antara realiti
senyum itu madah-madah bisu mentaliti
senyum itu wajah bicara seribu erti

Akupun mengumpul senyum
agar tiada yang terasa sangsi
agar tiada perasan aku sendiri
agar tiada kata-kata aku sombong dan iri
agar engkau tidak tahu, aku memang benci

NUKILAN
MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID





Selasa, 2 Oktober 2012

KE MANA HILANGNYA BUDI

Aku mencari sekelumit budi di ceruk bibir
aku mencari seteguk budi yang mengalir janji
aku mencari secebis budi yang menabur bakti
aku mencari secubit budi yang menyiram murni

Ke mana hilangnya budi
pergi tidak kembali
membawa diri dalam sepi
mematah semangat tidak mengerti
tanpa dipeduli terbiar menyendiri

Ke mana hilangnya budi
jika yang baik hanya janji
tiada sisa-sisa bukti yang terpatri
memagar pahala jangan pergi
membiar dosa menggenggam polisi

Ke mana hilangnya budi
yang dibawa bekal mati
jutaan jiwa pertiwi
menagih simpati
sepotong budi

NUKILAN
MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID

ESOK

Esok yang kunanti
bagai tak kunjung tiba
meratah sinar-sinar mentari hari ini
dalam kesamaran mega senja memburu esok
menyingkap malam untuk pelangi subuh

Esok yang kutunggu
tidak pernah berakhir
saban hari menjelang, esok pasti kembali
apa aku mahu hentikan usia
apa aku mampu menipu waktu
atau aku cuba mengejar masa
namun aku tetap tidak bertemu esok

Esok yang kucari
mengimpi seribu janji
indah dan gembira
senyum dan bahagia
riang dan suka
mewah dan berharta

Esok sesungguhnya kautetap pergi
walau seribu tahun kubertaruh nyawa
menanti dan menanti
esok pasti ada tapi akan ada esok lagi
lagi esok, esok dan esok
tanpa mengira siapa aku
yang hanya menanti hari esok

NUKILAN
MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID