Jumaat, 27 Mei 2011

BUSUKNYA BICARA

Virus merebak dari hemburan bicara itu
merobek cinta suci menjadi terbelah berderai
menusuk jantung hati menitik dakwat kelabu
menggigit suara merdu menyerakkan tekak
menggamit luka-luka lalu bernanah kembali

Busuknya bicara itu
menghembur berjuta kecundangan
menghampar nista-nista yang tersorok sekian lama
melondeh segala mimpi ngeri yang dilupai

Tutupilah mulut si pembicara itu
apakah dia sedar akan dirinya juga ditelanjangi
kerana mengupik pekong-pekong di dada
tanpa rasa malu
tanpa rasa simpati
tanpa sedar akan bencana anak, bini

Tutupilah mulut busuk itu,
kerana telah memamah daging saudaranya.

NUKILAN
MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID

Khamis, 26 Mei 2011

MENGUSUNG SIANG

Sinar kabut dipapah bayu
menatah embun di bibir pagi
meruntun salju menyeringai kalbu
mengusut nafas dipuput sepi

Aku terus mengusung siang
biar ditimpa hujan keringat
biar dipukul minda berliku
biarlah aku mengusung siang-siang itu

Dalam kesiangan
aku terus mengusung siang
takutkan malam berbulan mentari
adakah siang dibalut mimpi
entahkan dinihari berselisih pagi

Aku terus mengusung siang itu
menyelak tabir helaian misteri
menatap raut-raut cerah di persada seri
melahap sinar suria sinari
membiar gelap terus pergi

NUKILAN
MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID
26 Mei 2011

Khamis, 19 Mei 2011

PEDIH TERASA

Masih terngiang-ngiang bicara itu
masih jelas dalam benak minda tua ini
masih terbayang rentetan bicara nista
masih subuh kata-kata itu

Aku terasa pedih
pedihnya aku terasa
pedih yang amat kurasai

Wajarkah aku yang menanggung pilu
atas segala tingkah laku
tinta nota dan kotak bicara keliru

Sepah siapa menyepah
aku disergah bersalah
aku disanggah mengatur ulas-ulas alasan
membiar aku hanya berdiam
dengan limpahan persoalan
apakah pedih ini dia juga terasa
atau hanya aku yang mampu merasa

NUKILAN
MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID
19 MEI 2011

Rabu, 18 Mei 2011

KEMBALI MENJENGUK

Aku kembali kini
kembali menjenguk hari-hariku
kembali menjenguk kelibat rakan karibku
kembali menjenguk usaha keringatku
kembali menjenguk sisipan nada bicara
kembali menjenguk hala tujuku

Aku kembali kini
dengan seribu erti
dengan seluruh harapan dan angan-angan
dengan luahan perasaan dan telahan minda
dengan cetusan rasa seorang guru

Aku kembali kini
menjenguk wacana lagu
setelah alpa dibuai pilu
setelah punah dibadai sendu
setelah musnah dimamah keliru

Aku kembali kini
sebagai seorang aku.

NUKILAN
MUHAMMAD ZAHIDIL ZAHID 18 MEI 2011